Pada tahun 570 M di Mekah lahirlah seorang anak laki-laki dari ayahnya yang bernama Abd Allah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abd Munaf bin Qusai bin Kilab bin Murra bin Ka’b bin Lu’ayy bin Ghalib bin Fahd bin Malik bin Al-Nadr bin Kinana bin Khuzaima bin Mudraka bin Elias bin Mudar bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan. Dikatakan oleh sebagian pakar Islam bahwa Adnan adalah salah satu dari anak Ismail, namun hal ini tidak dapat dipastikan oleh sarjana-sarjana Muslim. Malahaan Ibn Abbas melaporkan:
“Antara Adnan dan Ismail ada 30 generasi yang tidak diketahui” (Al-Sira al-Nabawiyya, by Ibn Kathir).
Yang menarik pula adalah fakta bahwa asal usul Muhammad justru mempunyai garis keturunan Yahudi karena Mudraka bin Elias bin Mudar adalah seorang Yahudi dari suku Gad. (Dicatat oleh Al-Tabari dan Imam As-Suheili, yang dianggap sebagai sarjana-sarjana Muslim yang hebat).
Ibunya bernama Aminah binti Wahab bin Abdulmanaf bin Zurah bin Kilab bin Murah. Dengan demikian ayah dan ibu Muhammad masih satu keturunan. Waktu Aminah hamil tiga bulan Abdullah meninggal. Waktu Muhammad berusia lima tahun, Aminah meninggal. Waktu Muhammad lahir ia dibawa kakeknya Abdul Muthalib ke kaki Ka’bah dan disana bayi itu diberi nama Muhammad (berarti yang terpuji). Meskipun Muhammad anak laki-laki Aminah satu-satunya, setelah Muhammad lahir dia diserahkan kepada Thueiba, pelayan dari paman Muhammad yang bernama Abu Lahab (orang yang sama yang dikutukinya dalam Quran sura 111, sekalian juga dengan istrinya). Tetapi kemudian Aminah menyerahkan Muhammad kepada Halimah seorang wanita Bedouin untuk dibesarkan di padang pasir, kala itu Muhammad berusia 6 bulan.
Halimah adalah wanita yang menyusui Muhammad, enam puluh tahun kemudian baru terungkap bahwa awalnya Halimah tidak mau mengurus Muhammad karena dia anak yatim dari janda miskin. Tetapi akhirnya Halimah mau mengurus Muhammad karena dia tidak mendapatkan anak dari keluarga kaya dan keluarganya sendiri sangat memerlukan uang walaupun sedikit upah yang diterimanya.
Halimah melaporkan bahwa Muhammad adalah anak yang penyendiri. Dia suka hidup dalam khayalannya sendiri dan bercakap-cakap dengan teman-teman khayalannya yang tidak bisa dilihat orang lain. Kesehatan mental Muhammad mengkhawatirkan ibu asuhnya sehingga dia mengembalikan Muhammad kepada ibunya Aminah ketika berusia lima tahun. Karena masih belum punya suami baru, Aminah ragu-ragu untuk menerima kembali anaknya sampai Halimah menceritakan kepadanya kelakuan dan khayalan Muhammad yang aneh.
Ibn Ishaq mencatat kata-kata Halimah:
Ayahnya (ayah dari anak laki-laki Halimah satu-satunya) berkata kepadaku: “Aku takut anak ini mengalami serangan jantung, maka bawalah dia kembali ke keluarganya sebelum terjadi akibat buruk” … Dia (ibu Muhammad) terus menggangguku sampai aku menceritakan kepadanya. Ketika dia bertanya apakah aku takut anaknya (Muhammad) kerasukan setan, maka kujawab: iya.
[Sirat ibn Ishaq, page 72: Ibn Ishaq (baca Is-haq, nama Arab bagi Isaac) adalah penulis sejarah Muslim, lahir di Medina kira-kira 85 tahun setelah Hijra (yakni tahun 704, dia meninggal tahun 768). Dialah penulis pertama sejarah hidup Muhammad dan peristiwa-peristiwa perangnya. Kumpulan kisahnya tentang Muhammad disebut “Sirat al-Nabi” (“Kisah hidup sang Nabi”). Buku ini telah hilang. Akan tetapi kumpulan tulisan Ibn Ishaq dengan catatan-catatan tambahan dari Ibn Hisham (mati tahun 834) masih tersedia dan diterjemahkan dalam bahasa Inggris. Ibn Hisham mengaku sengaja tidak menyertakan beberapa tulisan Ibn Ishaq yang dianggap memalukan kaum Muslim. Beberapa bagian kisah memalukan ini dikutip oleh Tabari (838-923) yang adalah penulis sejarah terkenal dan paling terkemuka dari Persia dan juga penulis tafsir Qur’an.].
Suami Halimah berkata: “Aku takut anak ini mengalami serangan jantung”. Keterangan ini penting. Bertahun-tahun kemudian Muhammad menceriterakan pengalaman masa kecilnya yang aneh:
Dua orang berpakaian putih datang kepadaku dengan baskom emas penuh salju. Mereka memegangku dan membelah tubuhku dan mengambil dari dalam tubuhku gumpalan hitam yang lalu mereka buang. Lalu mereka mencuci jantung dan tubuhku dengan salju sampai murni. [W.Montgomery Watt: terjemahan tulisan biografi Muhammad oleh Ibn Ishaq (hal 36)].
Muhammad sekarang hidup bersama ibunya lagi, tetapi ini tidak berlangsung lama. Setahun kemudian Aminah meninggal (576 AD) dan dikuburkan di Abwa, yang terletak diantara Mekah dan Medinah.
Ketika Muhammad menaklukkan Mekah, limapuluh tahun setelah kematian ibunya, dia menyambangi kuburan ibunya. “Ini adalah kuburan ibuku; Tuhan mengijinkanku untuk melawatnya. Aku ingin berdoa baginya, tetapi tidak dikabulkan. Maka aku memanggil ibu untuk mengenangnya dan ingatan lembut tentang dirinya menyelubungiku, dan aku menangis”.
[Tabaqat Ibn Sa’d p.21. Ibn Sa’d (784-845) adalah ahli sejarah, murid dari al Waqidi. Dia membagi tulisannya dalam delapan bagian, dan menamakannya Tabaqat (kategori2). Yang pertama adalah kisah hidup Muhammad (Vol.1), lalu perang2nya (Vol.2), pengikut-pengikutnya di Mekah (Vol.3), pengikut-pengikutnya di Medinah (Vol.4), cucu2nya, Hassan dan Hussein dan tokoh2 Muslim yang utama (Vol.5), pengikut2 dan sahabat-sahabat Muhammad (Vol.6), pengikut penting berikutnya (Vol.7) dan beberapa tokoh Muslimah (Vol.8)].
Apakah yang dilakukan Aminah sehingga Tuhan tidak mengabulkan Muhammad berdoa bagi ibunya? Mungkinkah dia mengingatnya sebagai wanita dingin yang tidak sayang anak sehingga Muhammad mengalami luka batin yang tidak pernah sembuh? Muhammad kemudian hidup bersama kakeknya Abdul Muthalib yang sangat memanjakan dan memperhatikan Muhammad lebih banyak dari putra-putranya sendiri.
Muir dalam Biography of Muhammad menulis: “Anak itu dirawat dengan penuh kasih sayang olehnya. Sebuah karpet biasa dibentang di bawah bayang-bayang Ka’bah dan Abdul Muthalib berbaring terlindung dari terik matahari. Di sekitar karpet dengan jarak yang tidak jauh, duduklah putra-putranya. Muhammad kecil berlari mendekat kakeknya dan mengambil karpet tersebut. Putra-putranya hendak mengusirnya pergi, tapi Abdul Muthalib mencegahnya dan berkata: “Jangan larang putra kecilku”. Dia lalu mengelus punggungnya karena merasa girang melihat tingkah lakunya yang kekanakan.
Muhammad diurus oleh Baraka ibu asuhnya, tetapi dia selalu pergi darinya dan pergi ketempat tinggal kakeknya bahkan jika dia sedang sendirian dan tidur. Muhammad ingat perlakuan penuh kasih sayang dari kakeknya, dia sering berkhayal, di kemudian hari dia berkisah bahwa kakeknya biasa berkata: “Biarkan dia karena dia punya nasib yang hebat dan akan menjadi pewaris kerajaan” dan berkata kepada Baraka: “Awas jangan sampai dia jatuh ke tangan orang-orang Yahudi dan Kristen, karena mereka mencarinya dan akan melukainya”.
Paman-pamannya tidak percaya kepadanya kecuali Hamza yang usianya sepantar dengan Muhammad. Abas di kemudian hari bergabung dengan Muhammad tetapi setelah bintang Muhammad bersinar dan dia beserta pasukannya berada di depan Mekah siap untuk menyerang.
Nasib tidak berpihak pada Muhammad, dua tahun setelah dia hidup bersama kakeknya, sang kakek meninggal dunia pada usia 82 tahun.
Muhammad merasa sedih karena kehilangan kakeknya, ketika dia berada di penguburan jenazah di Hajun, dia menangis. Bertahun-tahun kemudian dia masih mengenang kakeknya. Muhammad kemudian diasuh oleh pamannya Abu Talib, dengan kasih sayang yang sama besarnya seperti kasih sayang Abdul Muthalib kepadanya, tulis Muir. “Dia mengizinkannya tidur di atas ranjangnya, makan di sisinya dan pergi bersamanya ke luar negeri. Dia terus memperlakukan Muhammad dengan lembut sampai Muhammad dewasa”.
Ibn Sa’d mengutip Waqidi yang mengisahkan bahwa Abu Talib meskipun tidak kaya, mengasuh Muhammad dan mencintainya lebih dari anak sendiri. Suatu hari (582 AD) Abu Talib hendak pergi ke Syria untuk berdagang. Dia tidak membawa Muhammad yang berusia 12 tahun pergi, “ketika kafilah sudah siap berangkat dan Abu Talib siap menaiki untanya, keponakannya yang tidak mau ditinggal lama, memeluknya erat-erat. Abu Talib terharu dan membawa dia pergi bersamanya”.
Eratnya hubungan Muhammad dan pamannya menunjukkan Muhammad selalu takut kehilangan orang-orang yang dikasihinya. Ketika pamannya hampir ajal di ranjang, Muhammad menengoknya, semua putra-putra Abdul Muthalib ada disitu. Abu Talib meminta dengan tulus kepada saudara-saudara lakinya untuk melindungi Muhammad yang sekarang berusia 53 tahun. Mereka berjanji untuk melakukannya termasuk Abu Lahab yang dikutuki Muhammad dalam Qur’an.
Setelah itu Muhammad meminta pamannya masuk Islam tetapi sang paman tersenyum dan berkata bahwa dia lebih memilih mati dengan agama kakek moyangnya. Muhammad meninggalkan ruangan sambil berkata: ”Aku ingin berdoa baginya, tapi Allah melarangku”. Ini adalah kata-kata yang sukar dipercaya dimana Allah melarang nabinya meminta ampun bagi orang yang membesarkannya, melindunginya sampai ajal, dan berkorban begitu banyak baginya.
Pengikut Muhammad adalah orang-orang lemah dari kalangan rendah, untuk mendongkrak keberadaannya dia butuh orang-orang yang berpengaruh masuk Islam. Muhammad sangat girang ketika Abu Bakar dan Omar menjadi pengikutnya. Jika Abu Talib bersedia masuk Islam, maka Muhammad akan tampak lebih terhormat di antara para pamannya dan masyarakat Quraish. Suku Quraish adalah suku Arab yang tinggal di Mekah dan penjaga bangunan Ka’bah. Dan Muhammad sangat butuh pengakuan kebenaran agamanya dari Abu Talib. Pengorbanan Abu Talib dan keluarganya kepada Muhammad sangatlah banyak, meskipun tidak percaya Islam, Abu Talib bagaikan batu tegar menghadapi seluruh rakyat Quraish untuk membela Muhammad dari segala ancaman yang ada selama 38 tahun.
Sampai saat itu Muhammad tidak melakukan pekerjaan apapun yang penting. Saat-saat tertentu dia menggembalakan kambing dan ini sebenarnya adalah pekerjaan kaum perempuan dan dianggap bukan pekerjaan lelaki oleh orang-orang Arab. Bayarannya rendah dan dia bergantung pada kemurahan hati pamannya. Pada tahun 595 AD ketika Muhammad berusia 25 tahun, Abu Talib mencarikan pekerjaan sebagai bendahara disebuah perusahaan milik wanita pedagang kaya yang masih saudara jauh bernama Khadijah berusia 40 tahun. Dia adalah seorang janda yang sukses dalam berdagang. Khadijah memerintahkan Muhammad melakukan satu perjalanan ke Syria untuk menjual dagangannya dan membeli pesanannya. Ketika dia kembali, Khadijah jatuh cinta pada Muhammad dan meskipun Muhammad hanya pelayannya, Khadijah melamar Muhammad untuk menikah dengannya.
Bagi Muhammad (25 th) pernikahan dengan Khadijah (40 th) merupakan untung besar karena dari Khadijah dia bisa mendapatkan kasih sayang keibuan yang tidak didapatkannya sejak kecil dan juga jaminan keuangan dan emosional sehingga dia tidak perlu kerja lagi. Khadijah dengan senang hati memenuhi segala keperluan suaminya.
Muhammad punya tujuh anak dengan Khadijah, yang sudah berumur 40 tahun ketika dinikahinya. Anak-anak ini didapat ketika Muhammad berumur 25 sampai 40 tahun. Muhammad tidak suka bekerja, juga Muhammad tidak membantu Khadijah mengurus ke sepuluh anaknya karena dia lebih memilih menyendiri di gua Hira dekat Mekah, menghabiskan waktunya di dunianya sendiri, sibuk berkhayal dan merenung.
Pada tahun 613 AD ketika Muhammad berusia 40 tahun dan setelah berhari-hari menghabiskan waktu di gua seorang diri, Muhammad mengalami pengalaman yang aneh. Dia juga mulai mengalami kontraksi otot, sakit perut dan merasa seperti dihimpit kuat-kuat, kejang-kejang otot, kepala dan bibir bergerak-gerak diluar kontrol, berkeringat dan jantung berdebar-debar. Dalam keadaan ini dia mendengar suara-suara dan mengaku melihat hantu. Dia lari ke rumah ketakutan, gemetar dan berkeringat.
“Selimuti aku, selimuti aku” pintanya kepada isterinya.
“O Khadijah, ada apa dengan diriku?” Dia menceriterakan semua yang terjadi dan berkata: “Aku takut sesuatu telah terjadi padaku”. Dia mengira kerasukan setan lagi. Khadijah menenangkannya dan mengatakan padanya untuk tidak merasa takut, karena sebenarnya dia didatangi seorang malaikat dan dipilih sebagai nabi. Setelah pertemuannya dengan makhluk halus yang disebut-sebut sebagai malaikat Jibril, Muhammad yakin atas keterangan isterinya tentang status kenabiannya. Kedudukan nabi menye-nangkan hatinya dan memenuhi angan-angannya untuk merasa megah diri.
Sejak masa mudanya Muhammad sering menghadiri bazar yang diadakan di Okaz, orang-orang dari berbagai tempat bertemu untuk berdagang dan bersuka ria. Disana para pengkhotbah Kristen membacakan kisah-kisah nabi dan Yesus dari Alkitab mereka untuk menangkap para hadirin. Muhammad terkagum-kagum oleh kisah-kisah tersebut. Menjadi orang yang dicintai dan dihargai serta ditakuti setiap orang, betapa hebat rasanya menjadi seorang nabi, itulah angan-angan dan pemikiran yang memenuhi benaknya.
Maka Muhammad memilih Tuhan sebagai pasangannya. Sekutu khayalannya ini maha kuasa dan maha kuat. Ini akan membuat dirinya kuat tanpa batas. Dia satu-satunya yang punya akses langsung ke Allah dan dialah utusanNya di bumi. Melalui Dia, Muhammad bisa mendapat wewenang tak terbatas terhadap para pengikutnya. Dia menjadi tuan atas nyawa mereka. Hanya ada satu Tuhan, maha kuasa, ditakuti, murah hati dan juga pengampun dan dia Muhammad adalah satu-satunya yang menjadi penghubung antara Tuhan dan manusia. Ini membuat Muhammad sebagai wakil Allah. Agar yakin tak seorangpun merampas posisinya, dia juga meng-klaim sebagai nabi terakhir. Kekuasaannya dengan demikian menjadi mutlak dan kekal. Diapun mulai berkhotbah yang isinya menyampaikan berita bahwa dia telah menjadi seorang rasul ...
Pada zaman pra-Islam, di dalam dan di luar Ka’bah terdapat ± 360 patung-patung dan benda-benda batu-batuan yang diberhalakan dan disembah sebagai ilah-ilah masyarakat zaman itu. Salah satu dewa bernama Allah yaitu dewa bulan yang beristerikan dewi matahari lalu mempunyai anak-anak perempuan yang diberi nama Al-Lata, Al-Uzza dan Al-Manat yang adalah dewi-dewi bintang. Allah dengan ke tiga putrinya digambarkan dengan symbol bulan sabit dan bintang. Allah ini mempunyai karya mengairi bumi, tanah-tanah gurun di jazirah Arab, mereka percaya bahwa Allah ini adalah dewa yang paling utama atau paling besar dibandingkan dengan semua dewa-dewa yang lain dan merupakan dewa termulia dalam kuil pemujaan.
Dalam perenungannya, Muhammad memutuskan bahwa Allah merupakan dewa yang terbesar, dia meniadakan isterinya (dewi matahari), ketiga putrinya dan juga semua dewa yang lain dan menetapkan bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan. Walaupun oleh Muhammad, Allah ditetapkan sebagai satu-satunya Tuhan, tetapi tetap berasal-usul dari kaitan politeisme yang dimodifikasi dari penyembahan banyak ilah/berhala menjadi penyembahan terhadap satu Tuhan yang berakar pada penyembahan dewa bulan.
Islam membuktikan dirinya sebagai sebuah agama terpisah dan antagonistik yang muncul dari penyembahan berhala. Symbol Islam yang adalah bulan sabit menunjukkan akar penyem-bahannya yang berasal dari dunia:
- Bulan sabit terletak di puncak-puncak masjid dan menara azan.
- Bulan sabit digambarkan pada bendera-bendera negara
Islam.
- Umat Muslim berpuasa pada bulan yang berawal dan berakhir
dengan munculnya bulan sabit di langit.
Bukti-bukti tersebut diperteguh dengan penemuan liontin Al-Lata, dengan gambar tangan yang memberkati.
Leontin jimat dewi Al-Lata, Ditemukan di Adumattu, Arabia, untuk menolak setan. Simbol bulan bintang pada jimat itu, menunjukkan bahwa simbol itu telah dipakai para pagan sebelum Islam.
Al-Lata adalah salah satu putri Allah (Qs 53:19).
“Antara Adnan dan Ismail ada 30 generasi yang tidak diketahui” (Al-Sira al-Nabawiyya, by Ibn Kathir).
Yang menarik pula adalah fakta bahwa asal usul Muhammad justru mempunyai garis keturunan Yahudi karena Mudraka bin Elias bin Mudar adalah seorang Yahudi dari suku Gad. (Dicatat oleh Al-Tabari dan Imam As-Suheili, yang dianggap sebagai sarjana-sarjana Muslim yang hebat).
Ibunya bernama Aminah binti Wahab bin Abdulmanaf bin Zurah bin Kilab bin Murah. Dengan demikian ayah dan ibu Muhammad masih satu keturunan. Waktu Aminah hamil tiga bulan Abdullah meninggal. Waktu Muhammad berusia lima tahun, Aminah meninggal. Waktu Muhammad lahir ia dibawa kakeknya Abdul Muthalib ke kaki Ka’bah dan disana bayi itu diberi nama Muhammad (berarti yang terpuji). Meskipun Muhammad anak laki-laki Aminah satu-satunya, setelah Muhammad lahir dia diserahkan kepada Thueiba, pelayan dari paman Muhammad yang bernama Abu Lahab (orang yang sama yang dikutukinya dalam Quran sura 111, sekalian juga dengan istrinya). Tetapi kemudian Aminah menyerahkan Muhammad kepada Halimah seorang wanita Bedouin untuk dibesarkan di padang pasir, kala itu Muhammad berusia 6 bulan.
Halimah adalah wanita yang menyusui Muhammad, enam puluh tahun kemudian baru terungkap bahwa awalnya Halimah tidak mau mengurus Muhammad karena dia anak yatim dari janda miskin. Tetapi akhirnya Halimah mau mengurus Muhammad karena dia tidak mendapatkan anak dari keluarga kaya dan keluarganya sendiri sangat memerlukan uang walaupun sedikit upah yang diterimanya.
Halimah melaporkan bahwa Muhammad adalah anak yang penyendiri. Dia suka hidup dalam khayalannya sendiri dan bercakap-cakap dengan teman-teman khayalannya yang tidak bisa dilihat orang lain. Kesehatan mental Muhammad mengkhawatirkan ibu asuhnya sehingga dia mengembalikan Muhammad kepada ibunya Aminah ketika berusia lima tahun. Karena masih belum punya suami baru, Aminah ragu-ragu untuk menerima kembali anaknya sampai Halimah menceritakan kepadanya kelakuan dan khayalan Muhammad yang aneh.
Ibn Ishaq mencatat kata-kata Halimah:
Ayahnya (ayah dari anak laki-laki Halimah satu-satunya) berkata kepadaku: “Aku takut anak ini mengalami serangan jantung, maka bawalah dia kembali ke keluarganya sebelum terjadi akibat buruk” … Dia (ibu Muhammad) terus menggangguku sampai aku menceritakan kepadanya. Ketika dia bertanya apakah aku takut anaknya (Muhammad) kerasukan setan, maka kujawab: iya.
[Sirat ibn Ishaq, page 72: Ibn Ishaq (baca Is-haq, nama Arab bagi Isaac) adalah penulis sejarah Muslim, lahir di Medina kira-kira 85 tahun setelah Hijra (yakni tahun 704, dia meninggal tahun 768). Dialah penulis pertama sejarah hidup Muhammad dan peristiwa-peristiwa perangnya. Kumpulan kisahnya tentang Muhammad disebut “Sirat al-Nabi” (“Kisah hidup sang Nabi”). Buku ini telah hilang. Akan tetapi kumpulan tulisan Ibn Ishaq dengan catatan-catatan tambahan dari Ibn Hisham (mati tahun 834) masih tersedia dan diterjemahkan dalam bahasa Inggris. Ibn Hisham mengaku sengaja tidak menyertakan beberapa tulisan Ibn Ishaq yang dianggap memalukan kaum Muslim. Beberapa bagian kisah memalukan ini dikutip oleh Tabari (838-923) yang adalah penulis sejarah terkenal dan paling terkemuka dari Persia dan juga penulis tafsir Qur’an.].
Suami Halimah berkata: “Aku takut anak ini mengalami serangan jantung”. Keterangan ini penting. Bertahun-tahun kemudian Muhammad menceriterakan pengalaman masa kecilnya yang aneh:
Dua orang berpakaian putih datang kepadaku dengan baskom emas penuh salju. Mereka memegangku dan membelah tubuhku dan mengambil dari dalam tubuhku gumpalan hitam yang lalu mereka buang. Lalu mereka mencuci jantung dan tubuhku dengan salju sampai murni. [W.Montgomery Watt: terjemahan tulisan biografi Muhammad oleh Ibn Ishaq (hal 36)].
Muhammad sekarang hidup bersama ibunya lagi, tetapi ini tidak berlangsung lama. Setahun kemudian Aminah meninggal (576 AD) dan dikuburkan di Abwa, yang terletak diantara Mekah dan Medinah.
Ketika Muhammad menaklukkan Mekah, limapuluh tahun setelah kematian ibunya, dia menyambangi kuburan ibunya. “Ini adalah kuburan ibuku; Tuhan mengijinkanku untuk melawatnya. Aku ingin berdoa baginya, tetapi tidak dikabulkan. Maka aku memanggil ibu untuk mengenangnya dan ingatan lembut tentang dirinya menyelubungiku, dan aku menangis”.
[Tabaqat Ibn Sa’d p.21. Ibn Sa’d (784-845) adalah ahli sejarah, murid dari al Waqidi. Dia membagi tulisannya dalam delapan bagian, dan menamakannya Tabaqat (kategori2). Yang pertama adalah kisah hidup Muhammad (Vol.1), lalu perang2nya (Vol.2), pengikut-pengikutnya di Mekah (Vol.3), pengikut-pengikutnya di Medinah (Vol.4), cucu2nya, Hassan dan Hussein dan tokoh2 Muslim yang utama (Vol.5), pengikut2 dan sahabat-sahabat Muhammad (Vol.6), pengikut penting berikutnya (Vol.7) dan beberapa tokoh Muslimah (Vol.8)].
Apakah yang dilakukan Aminah sehingga Tuhan tidak mengabulkan Muhammad berdoa bagi ibunya? Mungkinkah dia mengingatnya sebagai wanita dingin yang tidak sayang anak sehingga Muhammad mengalami luka batin yang tidak pernah sembuh? Muhammad kemudian hidup bersama kakeknya Abdul Muthalib yang sangat memanjakan dan memperhatikan Muhammad lebih banyak dari putra-putranya sendiri.
Muir dalam Biography of Muhammad menulis: “Anak itu dirawat dengan penuh kasih sayang olehnya. Sebuah karpet biasa dibentang di bawah bayang-bayang Ka’bah dan Abdul Muthalib berbaring terlindung dari terik matahari. Di sekitar karpet dengan jarak yang tidak jauh, duduklah putra-putranya. Muhammad kecil berlari mendekat kakeknya dan mengambil karpet tersebut. Putra-putranya hendak mengusirnya pergi, tapi Abdul Muthalib mencegahnya dan berkata: “Jangan larang putra kecilku”. Dia lalu mengelus punggungnya karena merasa girang melihat tingkah lakunya yang kekanakan.
Muhammad diurus oleh Baraka ibu asuhnya, tetapi dia selalu pergi darinya dan pergi ketempat tinggal kakeknya bahkan jika dia sedang sendirian dan tidur. Muhammad ingat perlakuan penuh kasih sayang dari kakeknya, dia sering berkhayal, di kemudian hari dia berkisah bahwa kakeknya biasa berkata: “Biarkan dia karena dia punya nasib yang hebat dan akan menjadi pewaris kerajaan” dan berkata kepada Baraka: “Awas jangan sampai dia jatuh ke tangan orang-orang Yahudi dan Kristen, karena mereka mencarinya dan akan melukainya”.
Paman-pamannya tidak percaya kepadanya kecuali Hamza yang usianya sepantar dengan Muhammad. Abas di kemudian hari bergabung dengan Muhammad tetapi setelah bintang Muhammad bersinar dan dia beserta pasukannya berada di depan Mekah siap untuk menyerang.
Nasib tidak berpihak pada Muhammad, dua tahun setelah dia hidup bersama kakeknya, sang kakek meninggal dunia pada usia 82 tahun.
Muhammad merasa sedih karena kehilangan kakeknya, ketika dia berada di penguburan jenazah di Hajun, dia menangis. Bertahun-tahun kemudian dia masih mengenang kakeknya. Muhammad kemudian diasuh oleh pamannya Abu Talib, dengan kasih sayang yang sama besarnya seperti kasih sayang Abdul Muthalib kepadanya, tulis Muir. “Dia mengizinkannya tidur di atas ranjangnya, makan di sisinya dan pergi bersamanya ke luar negeri. Dia terus memperlakukan Muhammad dengan lembut sampai Muhammad dewasa”.
Ibn Sa’d mengutip Waqidi yang mengisahkan bahwa Abu Talib meskipun tidak kaya, mengasuh Muhammad dan mencintainya lebih dari anak sendiri. Suatu hari (582 AD) Abu Talib hendak pergi ke Syria untuk berdagang. Dia tidak membawa Muhammad yang berusia 12 tahun pergi, “ketika kafilah sudah siap berangkat dan Abu Talib siap menaiki untanya, keponakannya yang tidak mau ditinggal lama, memeluknya erat-erat. Abu Talib terharu dan membawa dia pergi bersamanya”.
Eratnya hubungan Muhammad dan pamannya menunjukkan Muhammad selalu takut kehilangan orang-orang yang dikasihinya. Ketika pamannya hampir ajal di ranjang, Muhammad menengoknya, semua putra-putra Abdul Muthalib ada disitu. Abu Talib meminta dengan tulus kepada saudara-saudara lakinya untuk melindungi Muhammad yang sekarang berusia 53 tahun. Mereka berjanji untuk melakukannya termasuk Abu Lahab yang dikutuki Muhammad dalam Qur’an.
Setelah itu Muhammad meminta pamannya masuk Islam tetapi sang paman tersenyum dan berkata bahwa dia lebih memilih mati dengan agama kakek moyangnya. Muhammad meninggalkan ruangan sambil berkata: ”Aku ingin berdoa baginya, tapi Allah melarangku”. Ini adalah kata-kata yang sukar dipercaya dimana Allah melarang nabinya meminta ampun bagi orang yang membesarkannya, melindunginya sampai ajal, dan berkorban begitu banyak baginya.
Pengikut Muhammad adalah orang-orang lemah dari kalangan rendah, untuk mendongkrak keberadaannya dia butuh orang-orang yang berpengaruh masuk Islam. Muhammad sangat girang ketika Abu Bakar dan Omar menjadi pengikutnya. Jika Abu Talib bersedia masuk Islam, maka Muhammad akan tampak lebih terhormat di antara para pamannya dan masyarakat Quraish. Suku Quraish adalah suku Arab yang tinggal di Mekah dan penjaga bangunan Ka’bah. Dan Muhammad sangat butuh pengakuan kebenaran agamanya dari Abu Talib. Pengorbanan Abu Talib dan keluarganya kepada Muhammad sangatlah banyak, meskipun tidak percaya Islam, Abu Talib bagaikan batu tegar menghadapi seluruh rakyat Quraish untuk membela Muhammad dari segala ancaman yang ada selama 38 tahun.
Sampai saat itu Muhammad tidak melakukan pekerjaan apapun yang penting. Saat-saat tertentu dia menggembalakan kambing dan ini sebenarnya adalah pekerjaan kaum perempuan dan dianggap bukan pekerjaan lelaki oleh orang-orang Arab. Bayarannya rendah dan dia bergantung pada kemurahan hati pamannya. Pada tahun 595 AD ketika Muhammad berusia 25 tahun, Abu Talib mencarikan pekerjaan sebagai bendahara disebuah perusahaan milik wanita pedagang kaya yang masih saudara jauh bernama Khadijah berusia 40 tahun. Dia adalah seorang janda yang sukses dalam berdagang. Khadijah memerintahkan Muhammad melakukan satu perjalanan ke Syria untuk menjual dagangannya dan membeli pesanannya. Ketika dia kembali, Khadijah jatuh cinta pada Muhammad dan meskipun Muhammad hanya pelayannya, Khadijah melamar Muhammad untuk menikah dengannya.
Bagi Muhammad (25 th) pernikahan dengan Khadijah (40 th) merupakan untung besar karena dari Khadijah dia bisa mendapatkan kasih sayang keibuan yang tidak didapatkannya sejak kecil dan juga jaminan keuangan dan emosional sehingga dia tidak perlu kerja lagi. Khadijah dengan senang hati memenuhi segala keperluan suaminya.
Muhammad punya tujuh anak dengan Khadijah, yang sudah berumur 40 tahun ketika dinikahinya. Anak-anak ini didapat ketika Muhammad berumur 25 sampai 40 tahun. Muhammad tidak suka bekerja, juga Muhammad tidak membantu Khadijah mengurus ke sepuluh anaknya karena dia lebih memilih menyendiri di gua Hira dekat Mekah, menghabiskan waktunya di dunianya sendiri, sibuk berkhayal dan merenung.
Pada tahun 613 AD ketika Muhammad berusia 40 tahun dan setelah berhari-hari menghabiskan waktu di gua seorang diri, Muhammad mengalami pengalaman yang aneh. Dia juga mulai mengalami kontraksi otot, sakit perut dan merasa seperti dihimpit kuat-kuat, kejang-kejang otot, kepala dan bibir bergerak-gerak diluar kontrol, berkeringat dan jantung berdebar-debar. Dalam keadaan ini dia mendengar suara-suara dan mengaku melihat hantu. Dia lari ke rumah ketakutan, gemetar dan berkeringat.
“Selimuti aku, selimuti aku” pintanya kepada isterinya.
“O Khadijah, ada apa dengan diriku?” Dia menceriterakan semua yang terjadi dan berkata: “Aku takut sesuatu telah terjadi padaku”. Dia mengira kerasukan setan lagi. Khadijah menenangkannya dan mengatakan padanya untuk tidak merasa takut, karena sebenarnya dia didatangi seorang malaikat dan dipilih sebagai nabi. Setelah pertemuannya dengan makhluk halus yang disebut-sebut sebagai malaikat Jibril, Muhammad yakin atas keterangan isterinya tentang status kenabiannya. Kedudukan nabi menye-nangkan hatinya dan memenuhi angan-angannya untuk merasa megah diri.
Sejak masa mudanya Muhammad sering menghadiri bazar yang diadakan di Okaz, orang-orang dari berbagai tempat bertemu untuk berdagang dan bersuka ria. Disana para pengkhotbah Kristen membacakan kisah-kisah nabi dan Yesus dari Alkitab mereka untuk menangkap para hadirin. Muhammad terkagum-kagum oleh kisah-kisah tersebut. Menjadi orang yang dicintai dan dihargai serta ditakuti setiap orang, betapa hebat rasanya menjadi seorang nabi, itulah angan-angan dan pemikiran yang memenuhi benaknya.
Maka Muhammad memilih Tuhan sebagai pasangannya. Sekutu khayalannya ini maha kuasa dan maha kuat. Ini akan membuat dirinya kuat tanpa batas. Dia satu-satunya yang punya akses langsung ke Allah dan dialah utusanNya di bumi. Melalui Dia, Muhammad bisa mendapat wewenang tak terbatas terhadap para pengikutnya. Dia menjadi tuan atas nyawa mereka. Hanya ada satu Tuhan, maha kuasa, ditakuti, murah hati dan juga pengampun dan dia Muhammad adalah satu-satunya yang menjadi penghubung antara Tuhan dan manusia. Ini membuat Muhammad sebagai wakil Allah. Agar yakin tak seorangpun merampas posisinya, dia juga meng-klaim sebagai nabi terakhir. Kekuasaannya dengan demikian menjadi mutlak dan kekal. Diapun mulai berkhotbah yang isinya menyampaikan berita bahwa dia telah menjadi seorang rasul ...
Pada zaman pra-Islam, di dalam dan di luar Ka’bah terdapat ± 360 patung-patung dan benda-benda batu-batuan yang diberhalakan dan disembah sebagai ilah-ilah masyarakat zaman itu. Salah satu dewa bernama Allah yaitu dewa bulan yang beristerikan dewi matahari lalu mempunyai anak-anak perempuan yang diberi nama Al-Lata, Al-Uzza dan Al-Manat yang adalah dewi-dewi bintang. Allah dengan ke tiga putrinya digambarkan dengan symbol bulan sabit dan bintang. Allah ini mempunyai karya mengairi bumi, tanah-tanah gurun di jazirah Arab, mereka percaya bahwa Allah ini adalah dewa yang paling utama atau paling besar dibandingkan dengan semua dewa-dewa yang lain dan merupakan dewa termulia dalam kuil pemujaan.
Dalam perenungannya, Muhammad memutuskan bahwa Allah merupakan dewa yang terbesar, dia meniadakan isterinya (dewi matahari), ketiga putrinya dan juga semua dewa yang lain dan menetapkan bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan. Walaupun oleh Muhammad, Allah ditetapkan sebagai satu-satunya Tuhan, tetapi tetap berasal-usul dari kaitan politeisme yang dimodifikasi dari penyembahan banyak ilah/berhala menjadi penyembahan terhadap satu Tuhan yang berakar pada penyembahan dewa bulan.
Islam membuktikan dirinya sebagai sebuah agama terpisah dan antagonistik yang muncul dari penyembahan berhala. Symbol Islam yang adalah bulan sabit menunjukkan akar penyem-bahannya yang berasal dari dunia:
- Bulan sabit terletak di puncak-puncak masjid dan menara azan.
- Bulan sabit digambarkan pada bendera-bendera negara
Islam.
- Umat Muslim berpuasa pada bulan yang berawal dan berakhir
dengan munculnya bulan sabit di langit.
Bukti-bukti tersebut diperteguh dengan penemuan liontin Al-Lata, dengan gambar tangan yang memberkati.
Leontin jimat dewi Al-Lata, Ditemukan di Adumattu, Arabia, untuk menolak setan. Simbol bulan bintang pada jimat itu, menunjukkan bahwa simbol itu telah dipakai para pagan sebelum Islam.
Al-Lata adalah salah satu putri Allah (Qs 53:19).
Join the great Illuminate to be rich,famous
BalasHapusand. wealthy .for
help
on how to become a member kindly fill the
following
informations below.
Full name.....
Age.......
Address.....
Occupation......
Location.....
Country........
Mobile.....
Email......
You are to take the oath and made an
agreement that you will
never betrayed the Brotherhood,because no
going back after
filling the form!!Our Oath is this: if i ever try
to disclosed this
secret out to any body or betrayed the
society,you are to reply
this message along with the details you
fill...let me die with the
sword of the Lucifer .you are expected to say
this after filling
the
form,
hurry up now and make
contact with us today
(thegreatilluminatitemple0@gmail.com) or you can also contact miss jennifer on whatsapp with this number +2347060886336 feel free to join us.
riches are
yours forever!!
ARE YOU INTERESTED IN THE WORLD OF FAME?? GETTING RICH. POWERFUL AND FAMOUS? JOINING THE ILLUMINATI TODAY AND BECOME RICH.ILLUMINATI BRINGS YOU INTO THE LIMELIGHT OF THE WORLD IN WHICH YOU LIVE IN TODAY. YOUR FINANCIAL DIFFICULTIES ARE BROUGHT TO AN END IF YOU JOIN. WE SUPPORT YOU BOTH FINANCIALLY AND MATERIALLY TO ENSURE YOU LIVE A COMFORTABLE LIFE.JOIN ILLUMINATI AND GET YOUR SELF A HOUSE AND A CAR AND ALSO WITH THE SUM OF (ONE MILLION DOLLARS) BENEFITS GIVEN TO NEW MEMBERS WHO JOIN ILLUMINATI.
BalasHapus1. A Cash Reward of one million dollars
2.A Dream House bought in the country of your own choice and a car
3.A V.I.P treatment in all Airports in the World
4.A total Lifestyle change
5.Monthly payment of $500,000.00 USD into your bank account every month as a member
If you are interested of joining us in the great brotherhood Illuminati riches satanic hand symbol contact us {supremecult@gmail.com}{ #WHATSAPP NUMBER:+13185157109
[Mr.Collins Guzman]
THE
GREAT
ILLUMINATI
WELCOMES