Islam mempunyai arti: kepatuhan kepada Allah.
Ialah agama berdasarkan perbuatan kerja dalam iman Islam, dimana setiap Muslim diwajibkan untuk melakukan rukun Islam:
- Pernyataan percaya kepada Allah yang satu-satunya Tuhan dan Muhammad adalah Rasul-Nya.
- Berdoa/shalat 5 waktu sehari.
- Memberikan sedekah, zakat fitrah.
- Puasa.
- Naik haji (bila berkemampuan).
Adapun orang-orang yang berat timbangan (perbuatan kebaikan)-nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)-nya, maka kembalinya adalah neraka Hawiyah. (Qs 101:6-9)
Namun dimanapun, tidak tertulis dalam Al Qur’an tentang keselamatan yang pasti bagi Muslim. Sebaliknya yang jelas dan sudah pasti adalah bahwa semua orang ditetapkan dan dipastikan masuk neraka.
“Wa im minkum illa waariduhaa kaana’alaa Rabbika hatman maqdhiyyaa” ...“Dan tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kepastian yang sudah ditetapkan.” (Qs 19:71).
Tafsir Al Azhar hal.84 tentang ayat diatas adalah sebagai berikut:
“Dan tidak ada seorangpun diantara kamu, melainkan akan mendatangi”, artinya semua orang, tidak terkecuali. Orang baik dikala didunia ataupun dia orang jahat, namun dia mesti mendatangi neraka. Sedangkan “Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kepastian yang telah ditetapkan”, artinya keputusan tertinggi yang tidak dapat dirubah lagi.
Dari Anas ra diriwayatkan seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah saw: “Ya Rasulullah! Dimana tempat bapakku?”
Jawab nabi saw: “Di neraka!” Ketika orang itu berlalu, nabi saw memanggilnya kembali seraya bersabda: “Sesungguhnya bapakku dan bapakmu di neraka.”
(HSM 162).
Orang-orang Muslim berdoa lima kali dalam sehari tujuhbelas rakaat dalam ketidak pastian. Mereka berdoa memohon ditunjuki jalan yang lurus. “Ihdinash shiraathal mustaqiim.” (Qs 1:6). Mereka juga mendoakan Muhammad dan keluarga Muhammad agar insya Allah diselamatkan.
Sepanjang sejarah Islam para Muslim menghadapi kesullitan yang teramat besar dengan Qs 19:71 yang sangat mengerikan itu. Maka segala usaha dan kemahiran dikerahkan diantara sesama pakar Islam untuk terus mengotak-atik penafsirannya, agar mendapatkan makna dan jalan keluar yang lebih menguntungkan. Ini jelas penyimpangan, sebab berusaha memlintirkan makna yang bukan betul-betul aslinya dari Allah. Salah satu contohnya adalah apa yang dikatakan oleh Sulaiman bin Murah tanpa otoritas Allah: “Semua akan masuk kedalamnya.” Sambil berkata itu beliau tutup kedua telinganya dan berkata: “Diamlah, benar-benar pernah aku mendengar Rasulullah berkata: “Tidak ada yang tinggal, baik ia orang yang berbuat baik ataupun dia orang durjana, semuanya akan masuk kedalamnya. Tetapi ia akan menjadi sejuk dan selamat bagi orang yang beriman sebagaimana keadaan pada Ibrahim, sehingga api itu akan lindap karena sejuk mereka. Kemudian itu Allah akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa, dan akan membiarkan orang-orang yang zalim tinggal selamanya didalamnya dalam keadaan berlutut.”
Periwayatan lain dibuat, sekalipun tidak bersesuaian dengan tradisi-tradisi Islam. Dikatakan bahwa Muhammad menyampaikan adanya suatu jembatan yang membentangi jurang neraka yang dalam sekali menuju ke Firdaus. Orang-orang Mukmin yang saleh akan mampu melewati jalan itu dengan cepat, sementara untuk para penjahat jembatan itu akan menjadi begitu sempit sehingga mereka jatuh kedalam neraka.
Apapun kutak-kutik dongeng orang, namun teks asli dari Al Qur’an tidak meninggalkan celah keraguan, yaitu bagi Muslim sama sekali tidak ada jalan untuk mem-bypass neraka.
Orang-orang tetap tekun taat kepada ajaran Islam karena masih berharapan, nanti dari neraka –entah berapa lama-- akan dipindahkan ke sorga. (Qs 19:72)
Menurut ajaran Islam keselamatan bisa diharapkan melalui beramal sebanyak-banyaknya, walaupun harus mengalami masuk neraka dahulu baru nanti dipindahkan ke sorga. Namun itupun hanya harapan, insya Allah atau mudah-mudahan, tetapi masuk nerakanya sudah pasti. Oleh karena itulah Muhammad menasehati Fatimah anak kesayangannya: “Fatimah beramallah sebanyak-banyaknya, sebab aku tidak dapat menyelamatkan kamu.” (HSM hal.116). Tetapi dengan beramal sekalipun, Allah berwenang menyiksa siapapun yang Ia inginkan untuk masuk kedalam neraka: “Dia akan memberikan rahmat kepadamu jika Dia menghendaki. Dan Dia akan mengazabmu, jika Dia menghendaki. Dan Kami tidaklah mengutusmu untuk menjadi penjaga bagi mereka” (Qs 17:54).
Kalau ada 73 orang, hanya satu saja akan dicalonkan selamat, atau menurut versi lain, Adam disuruh Allah untuk memisahkan para penduduk neraka diantara keturunannya. Adam lalu bertanya: “Oh Tuhanku, berapa jumlahnya yang harus saya pisahkan?”. Allah berkata, “Pisahkan 99 dari setiap 100 orang.” (Shahih Bukhari, Fath al-Bari, XI, hlm.378). Apakah yang satu orang ini pasti selamat masuk sorga? Insya Allah, mudah-mudahan diberi tempat di sisi Allah.
Bahkan Muhammad sendiri tidak tahu apakah dia bisa selamat, beliau memberi jawaban yang terus terang:
“Maadrii maa yufalubir wa labikum.”
“Aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku dan dirimu.”
(Qs 46:9).
Oleh karenanya setiap orang Islam harus mendoakan beliau dengan doa yang dikenal sebagai doa shalawat nabi, makin banyak diucapkan, makin berpahala dan makin banyak berkat yang Allah akan tunaikan kepadanya.
“Allahuma shalli ‘ala sayidinaa Muhammad, wa ala sayidinaa Muhammad.” Yang artinya:
“Ya Allah selamatkanlah junjungan kami Muhammad dan keluarga junjungan kami Muhammad.”
Sejelas begitu ketidak-pastian Muhammad dan Muslim untuk masuk surga, namun dirancukan oleh Muhammad dengan bersabda sekenanya:
“Siapa yang menjamin kepadaku apa yang diantara dua kakinya (kelamin) dan apa yang antara dua rahangnya (lidahnya) niscaya aku menjamin surga kepadanya.” (HSB no.1816).
Muhammad lebih jauh memastikan bahwa: “Setiap umatnya yang mati sedangkan dia tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatu apapun, orang itu masuk surga, sekalipun ia berzina dan mencuri.” (HSB 647).
Walaupun Muhammad sendiri tidak tahu akan masuk ke neraka atau ke surga tetapi beliau berani menjamin seseorang dapat masuk ke surga. Ini suatu kefatalan ajaran Islam yang terlalu serius!
Muhammad lebih jauh memastikan bahwa: “Setiap umatnya yang mati sedangkan dia tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatu apapun, orang itu masuk surga, sekalipun ia berzina dan mencuri.” (hsb 647).
BalasHapusmenurut saya ayat ini lebih kepada penghilangan jejak atau aplikasi dasar debat islamisasi / debat kusir
Siapa saja yg menyembah tuhan selain Allah,
BalasHapusZahanam tempatnya..
Anjing lu kontol
BalasHapus