Kamis, 10 Desember 2009

PENUTUP: Dialog Antar Budaya

Muslim berkata mereka ingin berdialog antar budaya. Budaya apa dan dialog macam apa? Pertukaran pikiran antar keyakinan bukanlah kebiasaan dalam dunia Islam. Ketidaktahuan dan penafian akan agama sendiri dan orang lain adalah musuh dari sebuah dialog. Namun slogan penafian populer telah mendominasi para Muslim yang pada hakekatnya sulit menggelarkan dialog: “We Muslims have nothing to learn from you infidels”.

Pada bulan September 2006, Paus Benedict XVI di Universitas Regensburg Jerman dimana ia menjabat sebagai profesor dalam bidang theologia. Dalam pidatonya yang berjudul: Iman dan Akal, Paus menjabarkan bahwa “Tuhan adalah sosok berakal” ini sesuai dengan konsep Yunani tentang logos, sedangkan Islam “Tuhan sama sekali diluar akal” sehingga melakukan apa saja yang menyenangkan hatinya tidak dibatasi oleh apapun, termasuk akal, dan karenanya perbuatannya tidak masuk akal bagi manusia.

Paus Benedict mengutip percakapan yang terjadi pada tahun 1391 antara kaisar Byzantium Manuel II Paleologus yang terpelajar dan ilmuwan Persia tentang Kristen dan Islam.
Dalam diskusi ini sang kaisar membahas tentang jihad dan mengatakan: “Tunjukkan padaku apa yang baru yang diajarkan Muhammad dan yang kau temukan hanyalah kejahatan dan kebiadaban, seperti misalnya perintahnya untuk menyebarkan agamanya dengan pedang.” Kaisar mengatakan bahwa melanjutkan menyebarkan agama dengan pedang adalah tidak masuk akal dan ini berlawanan dengan Tuhan dan suara hati nurani. Tuhan “tidak suka pertumpahan darah” dan bertindak secara tak masuk akal merupakan hal yang bertentangan dengan sifat Tuhan.

Siapapun yang mengajak orang untuk beriman harus mampu bercakap secara baik, jujur dan masuk akal tanpa ancaman-ancaman dan membawa-bawa senjata untuk memaksa seseorang untuk setuju dengan imannya.
Tidak melakukan hal yang sesuai dengan akal sehat merupakan hal yang bertentangan dengan kehendak dan jati diri Tuhan.

Terbukti! Kuliah Paus ini menimbulkan gelombang protes yang tak masuk akal dari orang-orang Islam diseluruh dunia.
- Parlemen Afganistan menuntut pernyataan maaf.
- Konsul Iran menuduh ini akal-akalan Barat dalam
menentang Islam karena menghubungkan Islam dengan
kekerasan.
- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dari Indonesia mengatakan bahwa komentar Paus “tidak bijaksana dan tidak selayaknya”
- Mesir, Irak, Pakistan, Malaysia dll juga mengeluarkan
pernyataan yang senada.

Terjadi kerusuhan diseluruh dunia, gereja-gereja dibakar dan dihancurkan di Gaza, Tepi Barat, Basra.
Di Mogadishu seorang biarawati Italia yang telah uzur dan pembantunya dibunuh. Muslim-muslim ekstremis mengajak agar Paus dibunuh.
Al Ghuraba organisasi Muslim Inggris dibawah pimpinan Anjem Choudary memimpin demo diluar Westminster Abbey menuntut Paus dijatuhi hukuman berat.

Pemimpin Islam Somalia Abubakar Hasan Malin menyatakan Paus harus ditemukan dan dibunuh ditempat itu juga.
PM Turki Recep Tayyip Erdogan berkata: “Paus harus menarik pernyataannya yang tidak benar dan jahat dan minta maaf pada dunia Islam agar tidak menghalangi usaha tukar pikiran antar budaya dan agama…..”

Maka tukar pikiran yang seperti apa yang diinginkan oleh Muslim?
Banyak ayat-ayat Al Qur’an telah mendatangkan kontroversi, dan memerlukan penjelasan.
Pertanyaan kaisar Manuel II Paleologus adalah pertanyaan historis yang tidak terhilangkan, sehingga tetap tidak terjawab. Bagi kebanyakan Muslim tukar pikiran (dialog) hanya bisa terjadi satu arah (monolog), sebagaimana Muhammad menerimanya dari Jibril. Yang sebenarnya diinginkan Muslim adalah “kau harus mendengarkan apa yang kami katakan kepadamu dan kau harus setuju”. Jika kau mengajukan pertanyaan-pertanyaan sulit yang tidak dapat kami jawab, kami akan sakit hati karena kamu telah melukai hati kami, dan kami akan membunuhmu.

Peradaban manusia sudah mengalami banyak kebrutalan dan perang, sudah terlalu banyak darah ditumpahkan, kita tidak butuh perang-perang lain. Perang bukan menjadi alat ukur terwujudnya perdamaian dunia. Mari kita tinggalkan fanatisme dan kebutaan beragama dan mari lakukan dialog yang sebenarnya dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang nyata secara beradab.

Menjalani kehidupan didunia sekarang ini makin lama makin sulit dengan adanya pemanasan global, polusi, bencana-bencana alam, kekurangan pangan, wabah penyakit dll.
Kehidupan ini makin dipersulit lagi dengan adanya para radikal Islamist yang melakukan terorisme dibanyak bagian dunia. Akibat-nya pemeriksaan-pemeriksaan ketat dilakukan dimana-mana, di bandara-bandara, hotel-hotel, pusat-pusat perbelanjaan, kantor-kantor, bahkan tempat-tempat wisatapun tidak aman lagi.

Untuk memasuki Taj Mahal, India, dan Basilica St.Peter di Roma harus antri lama dan menjengkelkan untuk menjalani pemeriksaan yang ketat. Setiap waktu hati tidak pernah tentram karena bom bisa meledak dimana saja, kapan saja.
Kita membutuhkan dunia yang aman, damai dan nyaman untuk hidup berdampingan. Itu memerlukan pencerahan rohani dalam hakekat kesejatian, dan membuang segala yang meracuni. Mungkinkah itu?

1 komentar:

  1. Islam adalah agama damai, para Pemeluknya pasti mencintai perdamaian. Mereka yg melakukan kekerasan hanya segelintir orang saja, nyatanya sebagian besar orang Islam juga mengutuk perbuatan Amrozi cs. Kalau dlm ayat2 Alquran ada perintah melakukan pembunuhan, pasti itu ditambahkan pa zaman dulu oleh segelintir muslim untuk membenarkan tindakan kekerasan. Orang Arab juga mengaku keturunan Abraham, tentunya juga mrngakui Allah yg disembah oleh Abraham yaitu YHWH. Dlm taurat dikatakan YHWH adalah Allah yg panjang sabar dan besar kasih setianya. Dia juga berfirman pembalasan adalah hak Ku. Jadi orang muslim sejati pasti akan meniru dan mentaati Allah yg disembah Abraham, muslim palsu akan meniru musuh Allah seperti yg dikatakan oleh Isa Almasih
    iblis adalah pembunuh manusia sejak semula.
    Salam sejahtera untuk muslim sejati penyembah Allah yg benar

    BalasHapus